Pemeriksaan Malaria

Malaria masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia khususnya di luar Jawa dan Bali, tetapi akhir-akhir ini di Jawa terutama Jawa Tengah terjadi peningkatan kasus malaria. Lebih dari separo penduduk Indonesia hidup atau bertempat tinggal di daerah dengan transmisi malaria sehingga berisiko tertular malaria. Berdasarkan laporan dari Sub Direktorat Malaria Departemen Ksehatan RI, terjadi peningkatan kasus malaria dari 0,51 (1999) menjadi 0,60 per 100.000 penduduk pada tahun 2001. Meskipun telah dilakukan usaha-usaha pemberantasan malaria seperti penemuan kasus secara intensif, penyemprotan eradikasi vektor, penggunaan kelambu, insidens malaria terus meningkat. Salah satu penyebab peningkakatn kasus tersebut adalah akibat kasus malaria falciparum yang resisten terhadap chloroquine di Luar Jawa dan juga di Pulau Jawa, terbatasnya jumlah tenaga mikroskopik malaria yang berpengalaman di daerah endemik, baik di rumah sakit atau di klinik kesehatan, turut berperan dalam peningkatan kasus malaria yang tak terdiagnosis (underdiagnosis atau misdiagnosis). Di kota-kota besar yang umumnya non-endemik malaria, keterbatasan tenaga mikroskopik ini lebih parah lagi. Keterlambatan diagnosis malaria falciparum pada seorang yang non-imun perjalanan kliniknya bisa dengan cepat menjadi malaria berat dan menyebabkan kematian.

Diagnosis klinik

Gejala klinik ini dipengaruhi oleh jenis atau strain plasmodium, imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Malaria sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium mempunyai gejala utama demam. Diagnosis klinik merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan tetapi hanya layak diterapkan di daerah perifer atau terpencil dimana pemeriksaan laboratorium untuk mendukung diagnosis klinis malaria tidak tersedia. Seorang dokter yang sudah lama tidak berhadapan dengan kasus malaria seperti dokter yang bekerja di rumah sakit di kota-kota besar (yang umumnya daerah non-endemik malaria) seringkali lupa untuk memasukkan malaria sebagai salah satu diagnosis banding pada pasien dengan demam. Mereka juga lupa atau jarang menanyakan apakah pasien demamnya mempunyai riwayat perjalanan ke daerah malaria, pernah tinggal di daerah malaria, atau pernah mendapat transfusi darah dsb. Sebagai contoh, kita sering mendengar bahwa seorang pasien malaria dianggap menderita penyakit lain (misdiagnosis) di rumah sakit di kota-kota besar dan tidak jarang bersifat fatal. Keluhan utama pasien malaria pada saat masuk rumah sakit pada dua buah rumah sakit di Sulawesi Utara berturut-turut adalah demam, sakit kepala, menggigil, pusing, mual, nyeri epigastrium, muntah, dan diare.
Untuk malaria tanpa komplikasi (malaria falciparum ringan atau malaria vivax), penyakit demam lain yang prevalens di suatu daerah yang sama misalnya demam tifoid, demam dengue, infeksi pernafasan akut, leptospirosis ringan, infeksi hanta virus, influenza dan penyakit infeksi lain dapat merupakan diagnosis bandingnya. Malaria falciparum berat harus difikirkan sebagai diagnosis banding pada seorang dengan demam, ikterus, gagal ginjal akut, perdarahan gusi, acute respiratory distress syndrom (ARDS), gangguan kesadaran (delirium sampai koma), sindrom sepsis, leptospirosis berat, febrile convulsion pada anak-anak dan sebagainya. Adanya faktor-faktor risiko tertular malaria merupakan anamnesis yang penting dalam membantu diagnosis pada seorang pasien yang dicurigai menderita malaria berat.

Diagnosis laboratorium

¤ Pemeriksaan mikroskopik konvensional malariaDiagnosis konvensional dengan pemeriksaan mikroskopik sediaan malaria, darah tebal maupun tipis, untuk melihat parasit intraseluler dengan pengecatan Giemsa masih merupakan pilihan utama dan menjadi gold standard bagi tes diagnostik malaria lain. Dasar pemeriksaan ini adalah ditemukannya parasit Plasmodia dan karena itu merupakan cara untuk menegakkan diagnosis definitif malaria. Pemeriksaan sediaan malaria ini relatif murah, tetapi memerlukan tenaga mikrokopis yang terlatih khusus dan berpengalaman, serta waktu yang cukup lama untuk pengecatan maupun interpretasi hasilnya.
Sampai saat ini, pemeriksaan mikroskopik tetap merupakan tes diagnostik utama dalam program malaria termasuk di Indonesia. Jika dilakukan oleh tenaga terlatih serta memenuhi syarat-syarat tertentu seperti waktu pengambilan sampel yang tepat, volume darah yang diambil cukup dan kualitas preparat yang baik, pemeriksaan mikroskopik malaria ini mempunyai nilai sensitifitas tinggi. Jika dilakukan oleh tenaga yang berkemampuan tinggi, metoda ini dapat mendeteksi 5-10 parasit per uL darah tetapi pada umumnya 100 parasit per uL darah. Keuntungan lain metode ini adalah dapat mengetahui spesies, stadium maupun kepadatan parasit, tidak memerlukan peralatan canggih serta pemeliharaannya mudah.

¤ Pemeriksaan mikroskopik secara Quantitative Buffy Coat (QBC)
Metode QBC merupakan pemeriksaan cepat malaria yang berdasarkan pada pengecatan DNA parasit dengan acridine orange dan dilihat dengan mikroskop fluorescence. Disebut QBC karena parasit malaria yang dideteksi berada dalam lapisan buffy coat yang terbentuk setelah sentrifugasi darah dalam tabung kapiler yang dilapisi oleh acridine orange. Kelemahan metode ini adalah tidak dapat membedakan spesies plasmodium, tidak dapat untuk menghitung densitas parasit serta memerlukan peralatan mahal seperti alat sentifuge dan mikroskop fluorescence. Evaluasi nilai diagnostik QBC malaria untuk P. falciparum menunjukkan sensitifitas 100%, spesifisitas 83,6%, positive/negative predictive walue masing-masing 93,4% dan 100% dibandingkan sediaan darah tebal.

¤ Tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)Dalam dekade terakhir ini telah dikembangkan tes diagnostik cepat malaria (selanjutnya disebut TDC). Tes ini disebut cepat karena memerlukan waktu paling lama hanya 15 menit dibanding minimal 60 menit untuk pemeriksaan mikroskopik dihitung sejak pengambilan sampel. Studi evaluasi (performance test) TDC tersebut baik di lapangan atau di pusat-pusat pelayanan kesehatan telah dikerjakan di beberapa negara termasuk Indonesia. Gold standard dalam evaluasi tes diagnostik ini adalah pemeriksaan mikroskopik malaria atau dengan metoda polymerase chain reaction (PCR).
Cara kerja tes diagnostik cepat ini berdasarkan atas pendeteksian antigen-antigen yang terdapat dalam Plasmodium. Antigen-antigen yang menjadi target dari tes diagnostik cepat yang saat ini telah tersedia adalah sebagai berikut:
- Histidine-rich protein II (HRP-II), suatu protein yang larut dalam air yang disintesis oleh trofozoit dan gametosit muda dari P. falciparum. Tes ini diproduksi pertamakali dengan merk Parasight-F. Tes semacam ini juga dikenal dengan nama ICT Malaria Pf.
- Parasite lactate dehydrogenase (pLDH) yang diproduksi parasit malaria stadium aseksual maupun seksual. TDC yang tersedia saat ini dapat mendeteksi pLDH dari semua spesies Plasmodium. TDC dapat membedakan antara P. falciparum dari non-falciparum tetapi tidak dapat membedakan antara P. vivax, P. ovale dan P. malariae. TDC yang dibuat untuk mendeteksi antigen ini antara lain tes OptiMAL.
- Kombinasi antara antigen HRP-II dari P. falciparum dengan antigen pan-malarial yang terdapat pada semua 4 spesies. Tes dengan kemampuan deteksi kombinasi antigen ini dikenal dengan nama ICT Malaria Pf/Pv.
Semua tes diagnostik cepat malaria yang tersedia di pasaran saat ini dapat mendeteksi Plasmodium falciparum, penyebab utama malaria berat dan kematian akibat malaria. Hal ini karena TDC dapat mendeteksi antigen HRP-II atau ensim LDH parasit (pLDH) yang terdapat pada P. falciparum. Pada pasien dengan malaria falciparum berat, dapat terjadi sekuestrasi parasit sehingga parasit tidak selalu ditemukan di darah perifer, dan karena itu diagnosis infeksi P. falciparum dapat terlewatkan oleh pemeriksaan mikroskopik akibat tidak adanya parasit dalam sediaan darah tepi.
Evaluasi tes OptiMAL yang pertama dilakukan di Indonesia yaitu di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada saat terjadi outbreak malaria pada tahun 2002, menunjukkan nilai diagnostik yang hampir sama yaitu dengan sensitifitas, spesifisitas, nilai ramal positif dan negatif masing-masing 85,7%, 89,9%, 60% dan 89,3% untuk P. falciparum dan 92,7%, 96,1%, 95%.

Tatalaksana kasus malaria di Indonesia
Malaria ringan / tanpa komplikasi,
Tujuan utama pengobatan malaria ringan/tanpa komplikasi adalah untuk menghasilkan pengobatan radikal dengan obat antimalaria (OAM) standard sesuai kebijakan obat yang berlaku di suatu daerah. Diagnosis dini dan pengobatan segera (dikenal dengan EDAPT= early diagnosis and promt treatment) merupakan strategi penting dalam tatalaksana kasus malaria. Jika seorang dengan malaria falciparum mengalami recrudescence dalam evaluasi pengobatannya, maka terapi diganti dari lini I ke lini berikutnya dan selanjutnya (lihat tabel).


Tabel 1: Jenis obat antimalaria untuk kasus malaria ringan/tanpa komplikasi di Indonesia berdasarkan pemeriksaan jenis parasit secara mikroskopik


¤ ACT (Artemisinin Combination Therapy)
Artemisinin Combination Therapy (ACT) seperti kombinasi artemether atau artesunate (AS) dengan mefloquine telah digunakan sebagai terapi alternatif di daerah dengan multidrug resistance di beberapa negara di Asia Tenggara.

Tabel 2: Obat ACT yang sedang dikembangkan dan dievaluasi
Artesunate + amodiaquine
Artesunate + Sulfadoxin/pyrimethamine
Artesunate + choloroproquanil+dapsone
Artesunate + pyronaridine
Artesunate/dihydroartemisinin + piperaquine

Malaria berat / malaria dengan komplikasi
Malaria falciparum berat (severe falciparum malaria) adalah malaria yang paling bersifat fatal, dengan angka kematian berdasarkan laporan rumah sakit berkisar antara 10 sampai dengan 40%. Menurut WHO 1990, definisi malaria falciparum berat adalah infeksi P. falciparum bentuk aseksual dengan satu atau lebih gejala/tanda klinik sebagai berikut: malaria serebral, anemia berat (Hb <>3 mg%), edema paru (ARDS=acute respiratory distress syndrome), hipoglikemi (gula darah sewaktu <40> 2 x / 24 jam), asidosis (pH darah <> 5%, bilirubin total > 3 mg% atau hipertermia > 40 C. Prinsip EDAPT meliputi mencegah malaria falciparum ringan / tanpa komplikasi menjadi malaria berat, dan mencegah serta memperkecil angka kematian pada pasien malaria berat. Semakin dini pengobatan dimulai semakin baik prognosis pasien. Pengobatan OAM pada pasien dengan malaria berat harus secara parenteral. Sampai saat Quinine (kina) intravena / secara drip masih merupakan drug of choice untuk pasien malaria falciparum berat9,22. Pilihan lain yang sekarang direkomendasikan adalah OAM golongan artemisinin yairu Artemether yang diberikan sevara intra muskuler sehingga praktis untuk digunakan di Puskesmas dimana seringkali fasilitas untuk pemberian obat secara intravena tidak tersedia.

Problema resistensi terhadap obat anti malaria
Drug-resistant falciparum malaria merupakan problema utama dan serius di Asia Tenggara dan strain-strain tersebut umumnya resisten terhadap klorokuin, golongan anti asam folat, kina dan meflokuin. P. falciparum telah dilaporkan resistensi terhadap hampir semua OAM. Dalam beberapa tahun terakhir ini, telah diidentifikasi sejumlah gen pada P. falciparum yang dapat diasosiasikan dengan resistensi terhadap obat anti malaria. Gen pfmdr1 yang terletak pada kromosom 5 dan mengkode protein Pgh1 pada membran lisosom parasit dan gen pfcrt yang terletak pada kromosom 7, berasosiasi dengan resistensi terhadap chloroquine. Polimorfisme gen-gen pfmdr and pfcrt merupakan penanda molekuler (molecular marker) drug-resistant malaria. Gen-gen lain dhps dan dhfr mempunyai korelasi dengan resistensi in-vitro dan in-vivo terhadap sulfadoksin-pirimetamin (SP).
Resistensi terhadap OAM dapat dicegah atau paling tidak diperlambat. Karena itu, kasus malaria harus diobati secara adekuat dan tekanan selektif (selective pressures) -salah satu mekanisme terjadinya resistensi OAM- terhadap strain plasmodium harus diperkecil.

Bahan Kimia Berbahaya dalam Kehidupan Sehari-hari


Bahan kimia adalah bahan yang menyusun suatu zat. Bahan kimia itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu:
•    Mudah sekali terbakar
•    Mudah sekali meledak
•    Korosif (bahan yang menyebabkan pengikisan)
•    Serta Beracun
Sifat-Sifat Bahan Kimia
Sifat bahan kimia dapat dikenali dari kemasannya, yaitu sebagai berikut.
1.    Berbahan  kertas:  zat padat yang mengandung bahan kimia tetapi tidak berbahaya. Botol atau kaleng: zat cair yang mengandung bahan kimia berbahaya.
2.    Kaleng atau botol yang tidak tembus pandang: bahan kimianya mudah sekali rusak karena adanya pengaruh dari cahaya atau sinar Matahari langsung.
3.    Botol bermulut sempit dan tertutup rapat: zat yang mudah menguap.
Bahan Kimia Nonpangan dalam Kehidupan
Ada beberapa macam bahan kimia non pangan yang sering digunakan, yaitu:
1.  Bahan kimia pembersih
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya seperti sabun dan deterjen. Sabun dan deterjen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan deterjen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang dapat bersatu dengan air (hidrofilik) sehingga sabun dan detergen dapat larut dalam air dan bagian yang tidak dapat bersatu dengan air (hidrofobik) akan terlarut dalam minyak atau lemak. Berikut ini adalah macam-macam bahan kimia pembersih sebagi berikut.
a.   Sabun
Sabun adalah garam basa yang dapat diperoleh dari berbagai asam lemak. Sabun itu fungsinya untuk membersihkan kotoran pada pakaian dan kulit yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air. Reaksi penyabunan disebut dengan yang namanya saponifikasi. Sabun yang terbuat dari natrium hidroksida disebut dengan sabun keras, sedangkan sabun yang terbuat dari kalium hidroksida disebut dengan sabun lunak. Pada pembuatan sabun secara modern, selain menggunakan salah satu dari basa NaOH atau KOH, ditambahkan pula bahan lain, seperti kayak krim, parfum, vitamin, pewarna, dan antiseptik. Krim itu fungsinya untuk menghaluskan kulit, kalau parfum memberi aroma wangi pada sabun, sedangkan vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit, pewarna untuk menambah daya tarik, dan antiseptik beruna untuk membunuh kuman.
b.   Deterjen
Bahan dasar pembuatan deterjen adalah Alkyl Benzene Sulfonat (ABS). Daya cuci deterjen itu tenyata jauh lebih kuat dibandingkan dengan sabun. Bahkan, deterjen itui dapat bekerja pada air sadah lho…. Kelemahan deterjen dibandingkan sabun adalah deterjen sukar sekali diuraikan oleh mkroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan di sekitarnya
c.   Pasta gigi
Pasta gigi merupakan pembersih yang fungsinya untuk membersihkan gigi dari segala jenis kotoran. Pasta gigi itu dibuat dari kalsium karbonat yang dihaluskan dan dicampurkan dengan gliserin. Sering kali pasta gigi itu ditambahkan zat pewarna, rasa manis, pemberi napas segar, fluoride, dan kalsium.
d.    Sampo
Sampo itu terbuat dari basa natrium hidroksida (NaOH). Sampo juga sering  sekali ditambahkan zat lain, seperti Vitamin E, kondisioner, ekstrak ginseng, urang-aring, seledri, dan zat yang fungsinya untuk mencegah dan mengobati ketombe.
2.    Bahan pemutih
Pemutih biasanya digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sulit sekali dihilangkan pada pakaian/bahan tekstil. Larutan pemutih yang dijual biasanya itu mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCI) sekitar 5%.
3.    Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet. Aroma harum pada bahan pewangi dapat diperoleh dari bahan alami, seperti:
a.    Fenil alkohol    ->    terdapat pada bunga mawar
b.    Sitrat            ->    buahjeruk
c.    Ambergis    ->    dari ekstrak usus ikan paus
d.    Gray amber    ->    dari sperma ikan hiu
e.    Castorium    ->    dari kelenjar kaki rusa betina yang ada diAmerika Utara
dan Siberia
f.    C/Vet            ->    dari kelenjar musang Ethiopia
Bahan pewangi umumnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a.    Pewangi padat, misalnya kayak bedak.
b.    Pewangi cair, misalnyakayak deodoran.
c.    Pewangi aerosol cair, misalnya kaya  parfum. Pewangi berbentuk aerosol cair menggunakan senyawa kimia pendorong (propelan) agar dihasilkan aerosol, yaitu kloroflurokarbon (CFC).
4.   Bahan pembasmi serangga
Insektisida ada tiga macam, yaitu:
a.    Racun pencernaan
Racun pencernaan adalah bahan kimia yang jika termakan oleh serangga akan merusak saluran pencernaan sehingga serangga akan mati. Misalnya:
•    DDT = dikloro difenil trikloretan
•    BHC = benzena heksa klorida
b.    Racun luar tubuh
Racun luar tubuh adalah bahan kimia yang akan membunuh serangga jika terjadi kontak langsung antara bahan kimia dan serangga. Misalnya seperti :
•    DDT
•    Dieldrin
•    BHC
•    Aldrin
c.    Racun pernapasan
Racun pernapasan adalah bahan kimia yang jika terhirup atau dihirup oleh serangga akan merusak saluran pernapasannya sehingga menyebabkan serangga itu mati. Misalnya seperti:
•    BHC
•    Asam sianida
•    Karbon disulfida
5.   Pupuk
Pupuk buatan yang umum digunakan adalah pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk natrium. Pemberian pupuk secara beriebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah.
Efek Samping Penggunaan Bahan bagi Lingkungan dan Manusia
1.    Beberapa bahan kimia disinyalir merupakan pemicu kanker dan alergi.
2.    Penggunaan pemutih gigi dapat menyebabkan gusi mengalami iritasi, bahkan kanker gigi karena kandungan merkuri di dalamnya.
3.    Kesalahan penggunaan sabun/deterjen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
4.    Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).
5.    Limbah plastik dan styrofoam tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
6.    Limbah cair dari kegiatan mencuci menyebabkan terjadinya eutrofikasi (perairan menjadi subur). Ini menyebabkan terjadinya Alga yang melimpah dan akan menjadi sampah organik sehingga perairan kekurangan oksigen.
Pencegahan Efek Samping Bahan Kimia
1.    Gunakan pupuk secukupnya.
2.    Gunakan cat yang aman, tidak mengandung merkuri atau timbal yang berbahaya bagi lingkungan.
3.    Jangan membakar sampah yang mengandung kemasan bahan kimia berbentuk aerosol cair.
4.    Gunakan sarung tangan ketika menggunakan pembersih kamar mandi.
5.    Pilihlah sabun, sampo, dan pembersih tubuh yang memilki pH seimbang.
6.    Jangan mencampur bahan kimia pemutih dengan bahan kimia lain tanpa petunjuk penggunaan yang   jelas.
7.    Gunakan bahan kimia secukupnya saja.
8.    Selalu   membaca   label  peringatan  serta petunjuk  penggunaan   pada   label kemasan.
Bahan kimia berbahaya dalam kehdupan sehari-hari, 4.3 out of 5 based on 3 ratings

Analisa Gas Darah

 Pengertian

Analisa gas darah adalah salah satu tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien (Wilson, 1999). Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu system buffer, sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999).
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”,yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.

 Manfaat Pemeriksaan Analisa Gas Darah 

Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basanya. Manfaat dari pemeriksaan analisa gas darah tersebut bergantung pada kemampuan dokter untuk menginterpretasi hasilnya secara tepat.
Pemahaman yang mendalam tentang fisiologi asam basa memiliki peran yang sama pentingnya dengan pemahaman terhadap fisiologi jantung dan paru pada pasien-pasien kritis. 

Telah banyak perkembangan dalam pemahaman fisiologi asam basa, baik dalam suatu larutan maupun dalam tubuh manusia. Pendekatan tradisional dalam menganalisa kelainan asam basa adalah dengan menitik beratkan pada rasio antara bikarbonat dan karbondioksida, namun cara tersebut memiliki beberapa kelemahan. Saat ini terdapat pendekatan yang sudah lebih diterima yaitu dengan pendekatan Stewart, dimana pH dapat dipengaruhi secara independent oleh tiga faktor, yaitu strong ion difference (SID), tekanan parsial CO2, dan total konsentrasi asam lemah yang terkandung dalam plasma.

Kelainan asam basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien kritis. Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat memberikan gambaran mengenai prognosis pasien. Pendekatan dengan metode Stewart dapat menganalisa lebih tepat dibandingkan dengan metode sederhana untuk membantu dokter dalam menyimpulkan outcome pasien.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi oksigenasi sel atau jaringan adalah jumlah oksigen yang terkandung dalam darah. Tekanan gas darah tersebut dapat diukur dengan menganalisa darah arteri secara langsung atau melalui pulse oksimetri dengan melihat saturasi hemoglobin. Analisa gas darah (AGD) telah banyak digunakan untuk mengukur pH, PaO2, dan PCO2. Akan tetapi, makna dari hasil pengukuran tersebut tergantung pada kemampuan dokter untuk menginterpretasikannya.

AGD biasanya diambil dari arteri radialis, meskipun dapat juga dari arteri lainnya seperti arteri femoralis. Pengambilan darah arteri dapat berakibat spasme, kloting intralumen, perdarahan, dan hematoma yang pada akhirnya akan menimbulkan obstruksi arteri bagian distal. Hal ini tidak terjadi jika arteri yang ditusuk memiliki kolateral yang cukup. 

Arteri radialis lebih dipilih karena memiliki cukup kolateral untuk menghindari terjadinya obstruksi dibandingkan dengan arteri brakhialis atau femoralis. Selain itu, letak arteri radialis lebih superfisial, mudah diraba dan difiksasi. Darah arteri diambil sebanyak 3 ml pada spuit yang sebelumnya telah diberikan heparin 0,2 ml. Sampel darah yang telah diambil harus terbebas dari gelembung udara dan dianalisa secepatnya. Hal ini disebabkan komponen seluler pada sampel masih aktif bermetabolisme, sehingga akan mempengaruhi tekanan gas.

 Anatomi Daerah Target Analisa Gas Darah

Anatomi daerah yang menjadi target tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut:
1) Arteri radial
Arteri radial merupakan kelanjutan dari brakhial, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan ulnar. Arteriradial dimulai di percabangan brakhial, dibawah lekukan dari siku dan melewati sisi radial dari bagiandepan lengan ke pergelangan tangan. Lalu ke daerah belakang, sekitar sisi lateral carpus, dibawah tendon abductor pollicis longus, extensors pollicis, dan brevis ke ruang bagian atas diantara tulang metakarpal ibu jari dan jari telunjuk. Terakhir, arteri radial melewati diantara dua kepala pertama interosseous dorsalis, kedalam telapak tangan, dimana arteri radial menyeberangi tulang metakarpal dan sisi ulnar tangan dengan deep volar branch dari arteri ulnar ke deep volar arch. Hal inilah yang menyebabkan arteri radial terdiridari tiga porsi, yaitu forearm, belakang pergelangan tangan, dan tangan.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e7/Gray528.png
2) Arteri brachial
Arteri brankhial dimulai dari batas bawah tendon pada teres major dan menurun kebawah lengan, danberakhir sekitar 1 cm dibawah lekukan siku dimana dibagi menjadi arteri radial dan arteri ulnar. Pertama,arteri brakhial terletak dari medial ke humerus, tetapi ketika arteri brachial menuju lengan secara perlahanmenuju atau terletak di depan tulang dan lekukan siku yang terletak diantara dua epicondyles.
3) Arteri femoral
Arteri femoral merupakan arteri yang melewati cukup dekat dengan permukaan atas, dibagi ke dalamcabang yang kecil untuk menyediakan darah ke otot dan jaringan superficial di daerah paha. Arterifemoral juga menyuplai kulit dan dinding abdominal bawah. Cabang arteri femoral yang penting meliputi:
  1. Arteri superficial circumflex iliac, arteri ke lymph nodes dan kulit
  2. Arteri superficial epigastric ke dinding kulit abdominal
  3. Arteri superficial dan arteri eksternal pudenal ke kulit abdomen bawah dan eksternal genital
  4. Arteri profunda, yang merupakan cabang paling besar pada arteri femoral dan menyuplai sendi paha dan berbagai otot di paha
  5. Arteri deep genicular ke bagian paling jauh pada otot paha dan menghubungkan jaringan impuls sekitar sendi lutut
6. Arteri tibialis posterior dan arteri doralis pedis
7. Bagian arteri lain
~ Pada bayi = arteri kulit kepala, arteri tali pusat.
~ Pada orang dewasa = arteri dorsal pedis.
Bagian-bagian ini tidak boleh diambil oleh phlebotomis. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak.

     Cara Pemeriksaan Analisa Gas Darah

A. Alat
  1. Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml
  2. Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)
  3. Jarum nomor 22 atau 25
  4. Penutup udara dari karet
  5. Kapas alcohol
  6. Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik) : bersifat optional
  7. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi:
a) Nama, tanggal dan waktu
b) Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa
c) Suhu
 B. Teknik
  1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakan
  2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allen’s. Secara terus menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat. Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes allen’s positif bila tangan kembali menjadi berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran arteri radialis tidal paten
  3. Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasi keluar.
a) Penting sekali untuk melakukan hiperekstensi pergelangan tangan biasanya menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini
b) Untuk pungsi arteri brakialis, siku dihiperekstensikan setelah meletakkan handuk di bawah siku
4. 1 ml heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan heparin,dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak ada gelembung udara.
5. Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat tersebut dengan kapas alcohol.
6. Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai pulsasi penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang lebih 45-90 derajat terhadap kulit.
7. Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarum ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit.
8. Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah kedalam spuit. Jarum dapat mengangkat sendiri jika spuit berkualitas bagus, tetapi jika spuit dengan kualitas rendah dapat dilihat melalui pulsasi darah.
Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit ini kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras sehingga  darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena.
  1. Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan area yang di pungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang mendapat antikoagulan),
  2. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin,
  3. Spuit diberi label dan bisa ditempatkan dalam es atau air es (optional), kemudian dibawa ke laboratorium.
     Interpretasi Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Sampel darah yang akan dianalisis dengan menggunakan tes ini merupakan darah arteri yang biasa digunakan yaitu arteri radialis karena mudah terambil.
Tes
Rentang Normal Dewasa
Interpretasi
PO2
80-100 mmHg
  • Meningkat: menandakan pemberian O2 yang berlebihan
  • Menurun: mengindikasikan penyakit CAL, bronkhtis kronis, Ca. bronkus dan paru-paru, cystic fibrosis, RDS, anemia, atelektasis, atau penyebab lain yang mengakibatkan hipoksia
PCO2
35-45 mmHg
  • Meningkat: mengindikasikan kemungkinan CAL, pneumonia, efek anestesi, dan penggunaan opioid (asidosis respiratori)
  • Menurun: mengindikasikan hiperventilasi / alkalosis respiratori
Ph
7,35-7,45
  • Meningkat: menandakan alkalosis metabolisme atau respiratori
  • Menurun: menandakan asidosis metabolisme atau respiratori
HCO3-
21-28 mEq/L
  • Meningkat: mengindikasikan kemungkinan asidosis respiratori sebagai kompensasi awal dari alkalosis metabolisme
  • Menurun: mengindikasikan kemungkinan alkalosis respiratori sebagai kompensasi awal dari asidosis metabolisme
SaO2
95-100%
  • Menurun: mengindikasikan kerusakan kemampuan hemoglobin untuk mengantarkan O2 ke jaringan

Pemeriksaan Sputum

   Pengertian Sputum
  https://putraprabu.files.wordpress.com/2008/12/batuk-tbc.jpg?w=468
 Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea melalui mulut Biasanya juga disebut dengan ecpectoratorian (Dorland, 1992).

 Sputum, dahak, atau riak adalah sekret yang dibatukkan dan berasal dari tenggorokan, hidung atau mulut. Perbedaan ini hendaknya dijelaskan kepada pasien yang dahaknya akan diperiksa.

 Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistennya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.

 Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran pernafasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
 
Sputum berbeda dengan sputum yang bercampur dengan air liur. Cairan sputum lebih kental dan tidak terdapat gelembung busa di atasnya, sedangkan cairan sputum yang bercampur air liur encer dan terdapat gelembung busa di atasnya. Sputum diambil dari saluran nafas bagian bawah sedangkan sputum yang bercampur air liur diambil dari tenggorokan.

 Jenis Pemeriksaan Sputum 

1)      Pewarna gram :
Pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
2)      Kultur Sputum :
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna menegakkan diagnosis definitif.
3)      Sensitivitas :
Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum.
4)      Basil tahan asam (BTA) :
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa, yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol asam
5)      Sitologi :
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma) pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan trakheobronkhial; sehingga mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel malignan menunjukkan adanya karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya tumor atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.
6)      Tes Kuantitatif :
Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus sering dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus, atau bukan. Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan infeksi parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan wadah khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam. Jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.

 Manfaat Pemeriksaan Sputum 
Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopik dan penting untuk diagnosis etiologi berbagai penyakit pernapasan. Pemeriksaan mikroskopik dapat menjelaskan organism penyebab penyakit pada berbagai pneumonia bacterial, tuberkulosa, serta berbagai jenis infeksi jamur. Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum dapat membantu diagnosis karsinoma paru-paru. Sputum dikumpulkan untuk pemeriksaan dalam mengidentifikasi organisme patogenik dan menentukan apakah terdapat sel-sel malignan atau tidak.

 Aktifitas ini juga digunakan untuk menkaji sensitivitas (di mana terdapat peningkatan eosinofil). Pemeriksaan sputum secara periodik mungkin diperlukan untuk klien yang mendapat antibiotik, kortikosteroid, dan medikasi imunosupresif dalam jangka panjang, karena preparat ini dapat menimbulkan infeksi oportunistik. Secara umum, kultur sputum digunakan dalam mendiagnosis untuk pemeriksaan sensitivitas obat dan sebagai pedoman pengobatan. Jika sputum tidak dapat keluar secara spontan, klien sering dirangsang untuk batuk dalam dengan menghirupkan aerosol salin yang sangat jenuh, glikol propilen yang mengiritasi, atau agen lainnya yang diberikan dengan nebulizer ultrasonic. 

Cara Pemeriksaan Sputum 

1)   Perlengkapan
  1. Wadah specimen steril dengan penutup,
  2. Sarung tangan disposable (bila membantu klien),
  3. Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air,
  4. Handuk kertas,
  5. Label yang berisi lengkap,
  6. Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap,
  7. Obat kumur.
2)   Persiapan
Tentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai.
3)   Pelaksanaan
  1. Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan informasi dan instruksi berikut pada klien:
a) Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan     spesimen sputum,
b)   Jangan menyentuh bagaian dalam wadah specimen,
c)   Untuk mengeluarkan sputumlangsung ke dalam wadah sputum,
d)  Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
e)  Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri                  saat batuk,
f) Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup    analisis),
g)   Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.
     2. Berikan privasi klien.
     3. Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan specimen.
a) Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum.
b) Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien.
c) Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan udara ke dalam faring.
d) Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain.
e) Bantu klien untuk mengulang batuksampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.
f) Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.
g) Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas.
h) Lepas dan buang sraung tangan.
     4. Pastikan klien merasa nyaman.
a) Bantu klien untuk membersihkan mulutnya dengan obat kumur, bila dibutuhkan.
b) Bantu klien mengambil posisi nyaman yang memungkinkan ekspansi paru secara maksimal, bila diperlukan.
     5. Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium.
a) Patikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada wadah spesimen. Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah spesimen dapat membuat kesalahan diagnosis atau terapi.
b) Atur agar specimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh dan berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu.
     6. Dokumentasikan semua informasi yang relevan.
a. Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien. Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau encer), adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan sputum (mis., drainase postural), jumlah sputum yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien. 

 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Sputum 

Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambil sputum sewaktu.
Waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang; Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur), Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium, penderita diminta mengeluarkan sputumnya lagi.

Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh  menyikat gigi. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada). Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough). Cara membatukkan sputum dengan Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium).

Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti : darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah keluarkan lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.
Tehnik Lain Untuk Mengeluarkan Sputum :

Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:

 a.      Aspirasi transtracheal (transtracheal aspirasi atau cuci transtracheal).
Teknik untuk mengumpulkan sampel dari eksudat bronkial untuk pemeriksaan histologis dan mikrobiologi. Sebuah jarum dimasukkan melalui kulit di atasnya trakea dan melalui ligamentum krikotiroid. Sebuah kateter dimasukkan ke dalam trakea dan diteruskan ke tingkat bifurkasi trakea. Indikasi :        
Injeksi Transtracheal dilakukan untuk memblokir saraf laring berulang untuk laringoskopi terjaga, serat optik dan  atau intubasi retrograd. Penghapusan tanggapan gag refleks atau hemodinamik untuk laringoskopi atau bronkoskopi. Digunakan untuk membantu menghindari Valsava seperti tegang yang dapat mengikuti yang lain "terjaga" intubasi (pasien dibius dan ventilasi spontan).

 b.      Bronchial lavage (Bronchoalveolar lavage)    

 Bronchoalveolar lavage (BAL) merupakan prosedur medis dimana bronkoskop dilewatkan melalui mulut atau hidung ke paru-paru dan cairan yang disemprotkan ke bagian kecil dari paru-paru. Biasanya dilakukan untuk mendiagnosa penyakit paru- paru. Secara khusus, umumnya digunakan untuk mendiagnosa infeksi pada orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh, pneumonia pada orang pada ventilator, beberapa jenis kanker paru-paru, dan jaringan parut pada paru-paru (penyakit paru interstitial). cara paling umum untuk sampel komponen cairan lapisan epitel (ELF) dan untuk menentukan komposisi protein saluran udara paru, dan sering digunakan dalam penelitian imunologi sebagai sarana sel sampling atau tingkat patogen di paru-paru. Contoh ini termasuk sel T dan tingkat populasi virus influenza. 

 c. Lung biopsy       

 Biopsi paru adalah prosedur untuk mendapatkan sampel kecil jaringan paru-paru untuk pemeriksaan. Jaringan biasanya diperiksa di bawah mikroskop, dan dapat dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk kultur. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan oleh ahli patologi. Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ. Resiko yang dapat ditimpulkan oleh kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan. Jaringan yang akan diambil untuk biopsi dapat berasal dari bagian tubuh manapun, di antaranya kulit, perut, ginjal, hati , dan paru- paru. 

 Interpretasi Pemeriksaan Sputum 

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. 

Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya :
1) Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.
2) Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)
3) Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → tanda bronkhitis/ bronkhiektasis
4) Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.
5) Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dalam sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
6) Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
7) Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.
8) Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.
 
Sedangkan bagi interpretasi untuk penyakit TBC, berdasar hasil pemeriksaan dahak  (BTA), TB paru dibagi atas:
a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak  menunjukkan hasil BTA positif
b) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak  menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
c) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak  menunjukkan BTA positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis paru BTA (-)
a) Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif
b) Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis positif

Manfaat Dan Bahaya Gelombang Elektromagnetik

http://img.docstoccdn.com/thumb/orig/116203830.png

Teori Gelombang Elektromagnetik
–    Identifikasi Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat  walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.
Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.
–    Ciri-ciri Gelombang Elektromagnetik
  1. Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.
  2. Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
  3. Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
  4. Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal.
  5. Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya.
–    Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Contoh spektrum elektromagnetik:

1) Gelombang Radio
http://wawan.guru.sman1-slo.sch.id/files/2012/09/2.SISTEM-KERJA-GEL-RADIO.png
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.

2) Gelombang mikro
https://wingmanarrows.files.wordpress.com/2012/10/100412_1700_penginderaa3.png?w=597&h=317
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan.

3) Sinar Inframerah
http://image.slidesharecdn.com/spektroskopiir2-121218084608-phpapp01/95/spektroskopi-infra-red-5-638.jpg?cb=1355820436
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.

4) Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.

5) Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.

6) Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.

7) Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh.

   Manfaat Gelombang Elektronik dalam Kehidupan Sehari-hari dan Ilmu Pengetahuan
A. Gelombang radio (MF dan HF)
  • Untuk komunikasi radio
(memanfaatkan sifat  gelombang MF dan HF yang dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer, hingga dapat mencapai tempat yang jauh).
B. Gelombang radio (UHF dan VHF)
  • Untuk komunikasi satelit
(memanfaatkan sifat gelombang  UHF dan VHF yang dapat menembus lapisan atmosfer (ionosfer), hingga dapat mencapai satelit).
C. Gelombang Mikro
  • Untuk pemanas microwave
  • Untuk komunikasi RADAR (Radio Detection and Ranging)
    Untuk menganalisa struktur atomik dan molekul
    Dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut
    Digunakan pada rangkaian Televisi
  • Gelombang RADAR diaplikasikan untuk mendeteksi suatu objek, memandu pendaratan pesawat terbang, membantu pengamatan di kapal laut dan pesawat terbang pada malam hari atau cuaca kabut, serta untuk menentukan arah dan posisi yang tepat.
D. Sinar Inframerah
  • Untuk terapi fisik, menyembuhkan penyakit cacar dan encok
  • Untuk fotografi pemetaan sumber daya alam, mendeteksi tanaman yang tumbuh di bumi dengan detail
  • Untuk fotografi diagnosa penyakit
  • Digunakan pada remote control berbagai peralatan elektronik (alarm pencuri)
  • Mengeringkan cat kendaraan dengan cepat pada industri otomotif
  • Pada bidang militer,dibuat teleskop inframerah yang digunakan melihat di tempat yang gelap atau berkabut.
  • Sinar infra merah dibidang militer dimanfaatkan satelit untuk memotret permukaan bumi meskipun terhalang oleh kabut atau awan.
E. Sinar tampak
  • Membantu penglihatan mata manusia
  • Salah satu aplikasi dari sinar tampak adalah penggunaan sinar laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi.
F. Sinar Ultraviolet
  • Untuk proses fotosintesis pada tumbuhan
  • Membantu pembentukan vitamin D pada tubuh manusia
  • Dengan peralatan khusus dapat digunakan untuk membunuh kuman penyakit, menyucihamakan ruangan operasi rumah sakit berikut instrumen-instrumen pembedahan
  •   Untuk memeriksa keaslian tanda tangan di bank-bank.
G. Sinar X (Sinar Rontgen)
  • Dimanfaatkan di bidang kesehatan kedokteran untuk memotret organ-organ dalam tubuh (tulang), jantung, paru-paru, melihat organ dalam tanpa pembedahan, foto Rontgen
  • Untuk analisa struktur bahan / kristal
  • Mendeteksi keretakan / cacat pada logam
  • Memeriksa barang-barang di bandara udara / pelabuhan.
H. Sinar Gamma
  • Dimanfaatkan dunia kedokteran untuk terapi kanker
  • Dimanfaatkan untuk sterilisasi peralatan rumah sakit
  • Untuk sterilisasi makanan, bahan makanan kaleng
  • Untuk pembuatan varietas tanaman unggul tahan penyakit dengan produktivitas tinggi
  • Untuk mengurangi populasi hama tananaman (serangga)
  • Untuk medeteksi keretakan /cacat pada logam (seperti kegunaan sinar X juga)
  • Untuk sistem perunut aliran suatu fluida (misalnya aliran PDAM), mendeteksi kebocoran.
2.3    Bahaya dalam Pemanfaatan Sinar Elektromagnetik
Paparan radiasi ultraviolet-B yang berlebih terhadap manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Pada manusia, radiasi UV-B berlebih dapat menimbulkan penyakit kanker kulit, katarak mata serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Selain itu, peningkatan radiasi gelombang pendek UV-B juga dapat memicu reaksi kimiawi di atmosfer bagian bawah, yang mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam serta peningkatan gangguan saluran pernapasan.
  1. Pada tumbuhan, radiasi UV-B dapat menyebabkan pertumbuhan berbagai jenis tanaman menjadi lambat dan beberapa bahkan menjadi kerdil. Sebagai akibatnya, hasil panen sejumlah tanaman budidaya akan menurun serta tanaman hutan menjadi rusak.
  2. Pulsa microwaves dapat menimbulkan efek stres pada kimia syaraf otak.
  3. Apabila terjadi lubang ozon, maka sinar UV, khususnya yang jenis UV tipe B yang memiliki panjang gelombang 290 nm, yang menembus ke permukaan bumi dan kemudian mengenai orang, dapat menyebabkan kulit manusia tersengat, merubah molekul DNA, dan bahkan bila berlangsung menerus dalam jangka lama dapat memicu kanker kulit, termasuk terhadap mahluk hidup lainnya.
  4. Radiasi HP dapat mengacaukan gelombang otak, menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan hilang memori, pemakaian HP bisa menyebabkan kanker otak.
  5. Beberapa efek negatif yang bisa muncul sebagai akibat radiasi HP antara lain kerusakan sel saraf, menurunnya atau bahkan hilangnya konsentrasi, merusak sistem kekebalan tubuh, meningkatkan tekanan darah, hingga gangguan tidur dan perubahan aktivitas otak.
  6. Sebagian besar garis-garis wajah dan kerut/keriput disebabkan oleh pemaparan berlebihan terhadap sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut/keriput, dan melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar dan karsinoma.
  7. Dampak negatif wi-fi sehubungan dengan radiasi elektromagnetik: keluhan nyeri di bagian kepala, telinga, tenggorokan dan beberapa bagian tubuh lain bila berada dekat dengan peralatan elektronik atau menara pemancar.
Bahaya Gelombang Elektromagnetik
  • Dapat menyebabkan kanker kulit (Sinar ultraviolet).
  • Dapat menyebabkan katarak mata(Sinar ultraviolet).
  • Dapat menghitamkan warna kulit (Sinar ultraviolet).
  • Dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh (Sinar ultraviolet).
  • Dapat menyebabkan kemandulan (Sinar gamma).
  • Dapat menyebabkan kerusakan sel/jaringan hidup manusia (Sinar X dan terutama sinar gamma).

Sinusitis

Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Inflamasi ini sering kali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Sinus adalah rongga kecil berisi udara yang terletak di belakang tulang pipi dan dahi. Sinusitis termasuk penyakit umum yang bisa menjangkiti orang-orang pada segala umur. Gejala pada Sinusitis adalah:
  • Sakit kepala
  • Demam dengan suhu 38°Celcius atau lebih
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Nyeri pada bagian wajah dan terasa sakit ketika ditekan
  • Kehilangan indera penciuman
  • Batuk-batuk 
Sinusitis-Alodokter

 

Letak Sinus Pada Bagian Tubuh Manusia

Sinus membuka lubang pada hidung dan membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang masuk ke paru-paru.Terdapat empat pasang sinus di kerangka kepala manusia yaitu di belakang dahi, di kedua sisi dari batang hidung, di belakang mata, serta di belakang tulang pipi.
Lendir atau mukosa yang dihasilkan oleh sinus mengalir ke hidung melalui saluran-saluran kecil. Saluran ini bisa terhalang jika sinus terinfeksi atau mengalami peradangan.

 

Penyebab Utama Kemunculan Sinusitis

Penyebab Sinusitis yang paling umum adalah karena infeksi virus. Sering kali disebabkan oleh virus flu atau pilek yang disebarkan sinus dari saluran pernapasan atas. Setelah terjadi pilek atau flu, infeksi bakteri sekunder bisa terjadi. Ini akan menyebabkan dinding dari sinus mengalami peradangan atau inflamasi. Gigi yang terinfeksi juga bisa membuat sinus ikut terinfeksi.

 

Langkah-langkah Mendiagnosis Sinusitis

Diagnosis sinusitis bisa dilakukan oleh dokter dengan melihat gejala yang terjadi. Misalnya hidung tersumbat atau beringus dengan rasa nyeri pada wajah. Jika sinusitis yang diderita sudah parah atau muncul kembali, Anda disarankan untuk menemui dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan). Dokter spesialis ini akan mencoba mencari penyebab utama dari sinusitis yang terjadi. CT scan juga bisa digunakan untuk mencari tahu penyebab sinusitis.

 

Obat-obatan Untuk Mengatasi Sinusitis

Sekitar 60% penderita sinusitis tidak perlu menemui dokter karena kebanyakan kasus yang disebabkan virus akan hilang dengan sendirinya. Sinusitis butuh waktu sekitar dua hingga tiga minggu untuk sembuh sepenuhnya. Kondisi ini lebih lama dibandingkan pilek. Jika Anda menderita sinusitis ringan, obat-obatan pereda rasa sakit dan dekongestan akan membantu mengurangi gejala yang timbul.
Periksakan pada dokter jika gejala tidak membaik setelah seminggu memulai pengobatan, memburuk atau terus-menerus kembali. Dalam kasus seperti ini, antibiotik dan steroid semprot atau tetes mungkin akan diresepkan oleh dokter. Untuk kasus sinusitis yang parah, ada kemungkinan dibutuhkan operasi untuk meningkatkan fungsi sinus dan juga fungsi drainase-nya. Operasi hanya disarankan jika pengobatan sinusitis lainnya gagal memberikan hasil.

 

Penyakit-penyakit yang Bisa Muncul Akibat Komplikasi Sinusitis

Komplikasi sinusitis sangatlah jarang terjadi. Ketika terjadi komplikasi, kondisi ini lebih cenderung menjangkiti anak-anak dibandingkan orang dewasa. Sinusitis pada anak bisa menyebabkan terjadinya selulitis. Selulitis adalah infeksi yang menyebabkan pembengkakan kelopak mata dan tulang pipi. Ini disebabkan oleh tersebarnya bakteri pada kulit atau jaringan sel-sel.
Jika gejala itu muncul, bawa anak Anda menemui dokter. Mungkin saja anak Anda akan dirujuk menemui dokter spesialis THT. Untuk kasus sinusitis parah, obat antibiotik diberikan untuk mengendalikan penyebaran infeksi ke tulang sekitarnya.

Komplikasi pada sinusitis akut antara lain:
  • Memicu kambuhnya asma.
  • Terjadinya sinusitis kronis atau jangka panjang.
  • Jika infeksi menyebar ke dinding otak, bisa menyebabkan meningitis.
  • Masalah dalam penglihatan. Penglihatan berkurang atau bahkan buta.
  • Memicu munculnya infeksi telinga.

Pemeriksaan Karbohidrat

Karbohidrat merupakan polimer alami yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dan sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang terdiri atas unsur-unusr C, O, dan H dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Pada senyawa karbohidrat terdapat berbaga gugus fungsi yang diikatnya yaitu gugus fungsi keton, aldehid, dan gugus hidroksi.


Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:

  1. Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa
  2. Ketosa: karbohdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktosa

Ditinjau dari hasil hidrolisisnya:

  1. Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa
  2. Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati)
  3. Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 – 10 monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa
  4. Polisakarida: karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Misalnya pati (amilum), selulosa, dan glikogen.

Beberapa monosakarida penting sebagai berikut.


1. Glukosa



Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
  • Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+52.70)
  • Dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata
  • Dapat mengalami mutarotasiDapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol) dengan reaksi sebagai berikut: 
C6H12O6 --> 2C2H5OH + 2CO2


2. Fruktosa



Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat:
  • Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.4oC)
  • Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bat
  • Dapat difermentasi

3. Galaktosa



Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Dapat diperoleh dari hidrolisis gula susu (laktosa), dan mempunyai sifat:
  • Dapat mereduksi larutan fehling membentuk endapan merah bata
  • Tidak dapat difermentasi

Beberapa disakarida penting sebagai berikut.

1. Laktosa

Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat lakotsa:
  • Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
  • Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia
  • Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju
  • Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

2. Maltosa

Beberapa sifat maltosa:
  • Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa
  • Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk)
  • Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

3. Sukrosa

Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.

Beberapa polisakarida penting.


1. Selulosa

  • Merupakan komponen utama penyusun serat dinding sel tumbuhan
  • Polimer dari glukosa
  • Hirolisis lengkap dengan katalis asam dan enzim akan menghasilkan glukosa

2. Pati atau amilum

  • Polimer dari glukosa
  • Apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan amilopektin
  • Amilopektin merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa
  • Hirdolisis parsial akan menghasilkan amilosa
  • Hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa

3. Glikogen

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIZLB2QbMhiIeLP-9wUxIvIKHnw2BVMwrNiQTuLKlqJc9WoSg0i2GPROVbMs_LBurDUTunEGQso7uJlY842ULt5FeUxBf_sdDGXO1XYEZk21vrKg8019Vjf1ZYv6K-Ulstv4Xa9uTfY4pY/s400/glikogen.png
  • Hidrolisis glikogen akan menghasilkan glukosa
  • Dalam sistem hewan, glikogen digunakan sebagai cadangan makanan (glukosa)

4. Kitin

  • Bangungan utama dari hewan beraki banyak seperti kepiting
  • Merupakan polimer dari glukosamina
  • Hidrolisis akan menghasilkan 2-amino-2-deoksi-glukosa

Analisa kualiatif karbohidrat.


1. Uji Molisch

  • Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
  • Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
  • Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.

2. Uji Seliwanoff

  • Merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa
  • Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

3. Uji Benedict

  • Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas
  • Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis
  • Biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3
  • Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya endapan.

4. Uji Barfoed

  • Digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel
  • Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange

5. Uji Iodin

  • Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida
  • Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru
  • Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu
  • sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat

6. Uji Fehling

  • Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa, maltosa, dll)
  • Uji positif ditandai dengan warna merah bata